Tuesday, 20 August 2013

Festiva-Festival Musim Semi Di Jepang

Ini merupakan posting kedua saya, dan kali ini saya akan membahas tentang Matsuri/Perayaan yang ada di Jepang saat Musim Semi. 
Nggak nunggu lama deh, langsung aja,,
This is it, check it out..

Musim Semi (Haru)
Musim semi dalam Bahasa Jepang disebut Haru yang berlangsung dari Bulan Maret hingga Mei. Di musim ini bunga-bunga sakura akan bermekaran di tanah Jepang, dan di musim ini terdapat matsuri/perayaan yaitu diantaranya dimulai dari Hinamatsuri, Hanami, dan Kodomo No Hi






 Hinamatsuri
Hinamatsuri berlangsung pada tanggal 3 Maret. Festival ini ditujukan untuk mendoakan pertumbuhan anak perempuan agar sehat. Hinamatsuri biasa juga disebut sebagai Festival Boneka atau Festival Anak Perempuan. Hal ini bermula dari kebiasaan para putri bangsawan dalam bermain boneka putri yang disebut hiina asobi

Hinaningyou
Walaupun disebut Matsuri namun sebenarnya perayaan ini lebih merupakan acara keluarga di rumah yang dirayakan hanya oleh keluarga yang memiliki anak perempuan. Keluarga yang merayakan Hinamatsuri pada perayaannya mereka akan memajang satu set boneka yang disebut hinaningyō atau yang bisa disebut boneka festival yang mengenakan kimono Zaman Heian dan menggambarkan upacara pernikahan di Jepang. Pada perayaannya satu set boneka ini diletakkan pada panggung bertingkat lima yang disebut dankazari dan pada dankazari dilapisi selimut tebal berwarna merah yang disebut hi-mōsen.

Susunan boneka pada dankazari dimulai dari tingkat teratas;

Dankazari bertingkat 7
-Tangga teratas diisi oleh dua boneka yang melambangkan kaisar (o-dairi-sama) dan permaisuri (o-hina-sama). Dalam bahasa Jepang kata “dairi” berarti “istana kaisar” dan kata “hina” berarti “sang putri” atau “anak perempuan”. Wilayah Kanto dan Kansai memiliki urutan kanan atau kiri dalam penempatan boneka kaisar dan permaisuri, namun susunan boneka pada tiap anak tangga berikutnya selalu sama.

-Tangga kedua diisi oleh 3 boneka putri istana (san-nin-kanojo) lengkap dengan peralatan minum sake. Boneka putri yang diletakkan ditengah membawa mangkuk sake (sakazuki) yang diletakkan di atas shampō, dua lainnya masing-masing membawa poci sake (kuwae no chōshi) dan wadah sake (nagae no chōshi). Gigi salah satu boneka putri istana dihitamkan (ohaguro) dan alisnya dicukur habis. Dalam boneka versi Kyoto, boneka putri istana yang diletakkan di tengah dari Kyoto memegang shimadai yaitu hiasan tanda kebahagiaan dari daun pinus, daun bambu, dan bunga ume.

Dankazari bertingkat 5
 -Tangga ketiga diisi oleh lima orang pemusik pria (go-nin-bayashi). Empat orang pemusik masing-masing membawa alat musik kecuali penyanyi yang hanya membawa kipas lipat. Alat musik yang dibawa oleh masing-masing pemusik yaitu taiko, ōkawa, kotsuzumi, dan seruling.

-Tangga ke-empat diisi oleh boneka mentri (daijin) yang terdiri dari boneka Menteri Kanan (udaijin) dan Menteri  Kiri (sadaijin). Boneka Menteri Kanan digambarkan masih muda, sedangkan Menteri Kiri digambarkan jauh lebih tua. Dari sudut pandang pengamat, Menteri Kanan diletakkan di sebelah kiri, begitu pula sebalikna dengan Menteri Kiri.

-Tangga ke-lima diisi tiga boneka pesuruh pria (sichō) yang masing-masing membawa bungkusan berisi topi (daigasa) yang dibawa dengan sebilah tongkat, sepatu yang diletakkan disebuah nampan, dan payung panjang dalam keadaan tertutup. Dalam boneka versi lain, pesuruh pria membawa penggaruk dari bambu (kumade) dan sapu. Selanjutnya kereta sapi dan berbagai miniature mebel yang dijadikan sebagai hadiah pernikahan diletakkan di tingkat berikutnya yaitu pada tangga ke enam dan ke tujuh.

Hishimochi
Boneka yang telah dipajang hanya boleh dipajang selama hinamatsuri berlangsung. Sehari setelah hinamatsuri berlangsung boneka-boneka tersebut harus segera disimpan karena dipercaya telah menyerap roh-roh jahat dan nasib sial. Selain satu set boneka yang dipajang diatas dankazari terdapat hidangan yang dibuat khusus untuk anak perempuan saat merayakan Hinamatsuri. Sajian tersebut antara lain kue hishimochi, hikigiri, makanan ringan hina arare, sup bening dari kaldu ikan tai atau kerang (hamaguri), dan chirashizushi. Minumannya yaitu sake putih (shirozake) dan lainnya yaitu sake manis (amazake).


Hanami
Ohanami
Hanami berasal dari kata “hana” dan “mi”. “Hana” yang berarti “bunga” dan “mi” yang berarti “melihat” . Sehingga dapat disimpulkan hanami berarti melihat bunga namun dapat dikatan dengan kata lain menikmati keindahan bunga sakura saat sedang bermekaran  di musim semi. Namun Hanami juga bisa disebut Ohanami. Hanami biasanya dilakukan di taman terbuka dimana pohon sakura yang tumbuh disuatu tempat bunga-bunganya sudah muncul dan bermekaran semua. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok baik bersama keluarga, teman, sahabat, atau pasangan. 

Hanami menyerupai piknik, yaitu mereka akan duduk beralaskan tikar, karpet, atau kain dibawah pohon sakura dan biasanya mereka membawa bento atau makanan lainnya untuk dimakan dan bercakap-cakap sambil menikmati keindahan bunga-bunga sakura yang bermekaran. 

Hanami tidak berlangsung lama karena mengingat bunga sakura yang indah tidak dapat bertahan lama tidak seperti halnya ajisai yang dapat bertahan  hingga berbulan-bulan. Mereka hanya bertahan sekitar seminggu atau seminggu lebih dikit. Prakiraan pergerakan mekarnya bunga sakura disebut garis depan bunga sakura (sakurazensen). Tambahan aja ni, bunga sakura jenis someiyoshino hanya dapat bertahan sekitar 7 sampai 10 hari dihitung dari mulai bunga kuncup hingga mekar dan rontok.


Kodomo No Hi
Kodomo No Hi merupakan hari anak di Jepang. Perayaan ini berlangsung pada tanggal 5 Mei,dan perayaan ini merupakan sekaligus libur resmi di jepang yang termasuk dalam Golden Week yang merupakan rangkaian hari libur di akhir April dan awak Mei, hal ini bertujuan untuk menghormati kepribadian anak, merencanakan kebahagiaan anak, dan sebagai ungkapan terimkasih kepada ibu. 



Dulunya Kodomo No Hi disebut Tango No Sekku yang merupakan perayaan yang ditujukan khusus untuk anak laki-laki sehingga pada prakterknya perayaan ini didominasi oleh tradisi untuk anak laki-laki. Namun saat ini Kodomo No Hi tidak lagi ditujukan hanya untuk anak laki-laki, melainkan untuk semua anak, baik laki-laki maupun perempuan. Pada saat Kodomo No Hi setiap keluarga yang memiliki anak laki-laki akan memasang koinobori di halaman depan rumah mereka.

Koinobori adalah bendera berbentuk ikan koi yang dikibarkan di rumah-rumah keluarga yang memiliki anak laki-laki. Satu set koinobori terdiri dari ryūdama, yaguruma, fukinagashi, dan bendera-bendera berbentuk ikan koi dengan warna dan ukuran yang berbeda-beda.
Berikut penjabarannya;
Koinobori
-Ryūdama ; bola yang bisa berputar yag dipasang pada ujung paling atas tiang untuk mengibarkan koinobori

-Yaguruma ; roda berjari-jari anak panah yang dipasang di bawah ryūdama. Yaguruma dan ryūdama dipercaya dapat mengusir roh-roh jahat.

-Fukinagashi ; sarung angin berhiaskan panji-panji (biru, merah, kuning, putih, dan hitam) yang melambangkan 5 unsur yaitu katu, api, air, tanah, dan logam. Fukinagashi dipercaya sebagai penangkal segala penyakit.

-Koinobori berwarna hitam (magoi) dilambangkan ayah, dikibarkan dibawah fukinagashi.

-Koinobori berwarna merah (higoi) melambangkan ibu, diletakkan di bawah koinobori hitam dan dibawah koinobori merah diletakkan koinobori-koinobori lainnya dan ukurannya pun lebih kecil dibanding koinobori-koinobori sebelumnya. Koinobori biru melambangkan putra sulung, dan koinobori hijau melambangkan putra kedua.

Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa konsep koinobori adalah ikan koi, bukan ikan lainnya. Begini, dalam Buku Han Akhir (Hou Han Shu) yang merupakan salah 
satu dari buku sejarah resmi Cina, telah dikisahkan tentang sebuah air terjung di SungaiKuning yang memiliki aliran air yang deras. Ikan-ikan berusaha memanjat air terjun tersebut, namun hanya ikan koi yang berhasil memanjat air terjun tersebut dan berubah menjadi naga. Maka dari itu koi yang berhasil memanjat air terjun tersebut disimbolkan sebagai kesuksesan dalam hidup yang merupakan harapan dan dambaan setiap orang terlebih orang tua kepada anaknya.


Replika Yoroi dan Kabuto lengkap dengan Katananya

Kashiwamochi
Selain koinobori, tradisi lainnya adalah memajang replika yoroi (baju zirah samurai) dan kabuto (helm samurai) di rumah keluarga yang memiliki anak laki-laki.
Chimaki
Tradisi ini berasal dari tradisi keluarga samurai, dan pemajangan replika peralatan perang seperti yoroi dan kabuto dipercaya dapat melindungi anak laki-laki dari bencana. Selama perayaan kue yang dimakan adalah kue chimaki dan kashiwamochi


----------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------

Baik, saya rasa ini dulu post keduanya. Jika ada salah penulisan kata mohon dimaklumi, dan jika ada kesalahan dalam pembahasannya mohon kesediaan pembaca sekalian untuk memberi tahu saya melalui komentar. Yang pasti, saya disini mengharapkan kometar-komentar pembaca sekalian terlebih yang bersifat positif membangun dan menjadikan blog ini lebih baik untuk kedepannya.. Sekian, terimaksih.. #Arigatou gozaimasu^^


0 comments:

Post a Comment